Apple telah memulai penjualan iPad generasi ketiga pada 16 Maret 2012 dan di sejumlah negara dilaporkan terjadi antrean panjang pembeliannya.
Tingginya minat orang terhadap iPad baru ini ternyata dimanfaatkan oleh para hacker.
Tren Micro melaporkan beberapa posting di Facebook memberikan jebakan dengan mengiming-imingi iPad generasi ketiga gratis bagi pengguna yang beruntung.
Caranya, beberapa pengguna Facebook akan mendapatkan link berupa tawaran mendapatkan iPad baru tersebut secara gratis. Setelah pengguna meng-klik link tersebut, akan muncul sebuah situs yang meminta pengguna memasukkan alamat email.
Untuk meyakinkan pengguna, halaman tersebut menginformasikan bahwa hanya ada dua tempat yang tersisa. Setelah pengguna memberikan alamat email, pengguna kemudian diarahkan ke dalam sebuah halaman yang memperlihatkan bagaimana mekanisme kontes ini berjalan.
Ternyata link tersebut bertujuan untuk meningkatkan poin pemilik link dan yang akan digunakan untuk memenangkan "item" tertentu.
Para peretas ini juga meminta pengguna untuk memposting kembali link tersebut ke banyak jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instant Messenger lainnya. Selain itu, juga menyalin link tersebut ke dalam blog pengguna.
Semua itu dilakukan sebagai bagian dari penentuan pemenang. Dengan melakukan instruksi ini, tanpa disadari pengguna telah melakukan phishing dan sekaligus menjadi spammer.
?Kepentingan umum di media sosial menjadi alat yang ampuh bagi kejahatan cyber masuk ke dalamnya, dan mereka telah berulang kali menarik keuntungan di sini,? Ujar Myla Pilao, Director dari Trend Labs Trend Micro.
Tingginya minat orang terhadap iPad baru ini ternyata dimanfaatkan oleh para hacker.
Tren Micro melaporkan beberapa posting di Facebook memberikan jebakan dengan mengiming-imingi iPad generasi ketiga gratis bagi pengguna yang beruntung.
Caranya, beberapa pengguna Facebook akan mendapatkan link berupa tawaran mendapatkan iPad baru tersebut secara gratis. Setelah pengguna meng-klik link tersebut, akan muncul sebuah situs yang meminta pengguna memasukkan alamat email.
Untuk meyakinkan pengguna, halaman tersebut menginformasikan bahwa hanya ada dua tempat yang tersisa. Setelah pengguna memberikan alamat email, pengguna kemudian diarahkan ke dalam sebuah halaman yang memperlihatkan bagaimana mekanisme kontes ini berjalan.
Ternyata link tersebut bertujuan untuk meningkatkan poin pemilik link dan yang akan digunakan untuk memenangkan "item" tertentu.
Para peretas ini juga meminta pengguna untuk memposting kembali link tersebut ke banyak jejaring sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instant Messenger lainnya. Selain itu, juga menyalin link tersebut ke dalam blog pengguna.
Semua itu dilakukan sebagai bagian dari penentuan pemenang. Dengan melakukan instruksi ini, tanpa disadari pengguna telah melakukan phishing dan sekaligus menjadi spammer.
?Kepentingan umum di media sosial menjadi alat yang ampuh bagi kejahatan cyber masuk ke dalamnya, dan mereka telah berulang kali menarik keuntungan di sini,? Ujar Myla Pilao, Director dari Trend Labs Trend Micro.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar