Blogger ASEAN Kian Diperhitungkan

Duta Besar Amerika Serikat untuk ASEAN, David Carden, menilai para blogger di Asia Tenggara makin memberi pengaruh positif bagi negeri mereka masing-masing dan, pada akhirnya, bagi kawasan.
 
Integrasi kawasan di Asia Tenggara yang dicita-citakan para pemerintah ASEAN juga berkat publik masing-masing, termasuk peran para blogger dalam laman pribadi mereka (blog) di Internet.

“Dengan cara yang efektif, yaitu lewat internet, kalian memberi peran tersendiri bagi kemajuan ASEAN. Melalui blog-blog yang kalian kelola, publik jadi makin sadar akan pentingnya mengantisipasi ancaman pandemi penyakit dan bagaimana mencegah masalah secara bersama dan pentingnya integrasi ekonomi di kawasan,” kata Carden di kediamannya di Jakarta, 3 Desember 2011.

Carden bersama istri dan sejumlah diplomat Amerika saat itu menyambut kunjungan para blogger dari sembilan negara ASEAN. Mereka berada di Jakarta, 2-4 Desember 2011, dalam rangka memeriahkan forum ON/OFF, yang dulu dikenal sebagai Pesta Blogger.

Carden menilai bahwa selama ini masih banyak publik di ASEAN yang belum menyadari pentingnya upaya bersama mengatasi masalah-masalah regional, seperti wabah penyakit, penanggulangan bencana alam, dan pencegahan masalah-masalah lain.

“Para blogger perlu rajin menyuarakannya. Teruslah sampaikan ke publik, ke media, ke pemerintah, dan juga ke diplomat mengenai isu-isu yang harus mendapat perhatian bersama,” lanjut Carden.

Berbagi Pengalaman

Sementara itu, seorang blogger bernama Flow Galindez dari Filipina mengungkapkan sudah ada gagasan untuk saling memperkenalkan budaya masing-masing. “Satu contoh saja adalah di bidang kuliner. Ini menarik karena Filipina, Indonesia dan negara-negara ASEAN lain kaya akan keberagaman kuliner. Cita rasa pun tidak jauh berbeda,” kata Galindez, pengelola blog http://angsawariko.com

Di Indonesia, Galindez menarik pelajaran akan perlunya membentuk komunitas-komunitas blogger. “Ini yang belum ada di Filipina, sedangkan saya menemukan banyak komunitas blogger di Indonesia. Saya bahkan sudah terhubung dengan sepuluh komunitas blogger di sini,” kata Galindez, yang juga seorang pegiat masalah pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup negaranya.

Blogger dari Kamboja, Kounila Keo, menilai bahwa blogger dari negaranya maupun dari Indonesia bisa berbagi pengalaman dan masalah, yang relatif sama. “Kamboja juga punya masalah dengan pornografi lewat Internet dan rendahnya kepercayaan publik atas para penegak hukum,” kata Keo, pemilik alamat blog http://blueladyblog.com.

“Kamboja pun masih berjuang mengatasi korupsi. Contohnya saja bagaimana kami ujung-ujungnya harus membayar uang pelicin untuk mengurus kartu identitas secara cepat. Mengurus KTP di sana bisa makan waktu dua bulan,” kata Keo, yang juga menjadi jurnalis lepas untuk suatu kantor berita asing di Kamboja.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar